Rabu, 30 Mei 2012

Apa Iya Mabuk Ketuhanan di Siak

on Sunday, June 13, 2010 at 4:52pm ·
(tulisan ini disebarluaskan Harian Vokal)

Sepertinya ada hamparan sungai laduni di Kabupaten Siak. Sebuah kegiatan zikir yang menuju maqom yang sebenarnya. Ada Bupati Arwin AS bersama sekitar 1.000 warga mengingat Allah secara berjamaah di Masjid Sultan Syarif Hasim beberapa waktu lalu. Kegiatan menyucikan diri yang dipandu oleh ustaz Arifin Ilham.
Jamak sudah kalimat puja-puji dipanjatkan di sana. Semarak tampaknya acara yang bertemakan; “Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya, semoga kamu dapat kemenangan. Zikir akbar macam apa pula ini? Ada air mata jatuh di pipi berbeda pada wajah yang tak sama. Semuanya nyaris menangis dalam zikir yang diprakarsai pemerintah.
Sungguh kegiatan berhias air mata. Hebat benar Bupati Arwin dalam menebar penawar untuk mengobati, membersihkan, menyucikan, menggemukan batin dan paling penting membuka cahaya kalbu. Ada perbuatan nyata dalam menghancurkan gumpalan darah kotor yang bergayut di ujung jantung. Konon kata orang, wilayah itu dinamakan istana iblis.
Inilah barangkali yang ingin dibabat habis sama Bupati Arwin. Membinasakan singasana setan di hati warga. Manakala sukses, alamat warga di kabupaten itu hidup dengan nuansa agamais. Kata para ahli di jalan Tuhan, bilamana seluruh batin sudah diselimuti zikrullah, hati akan cerah dan dapat berfungsi dengan baik seperti malam hari diterangi purnama.
Tatkala segumpal daging di dalam dada sudah disuluhi dan diterangi cahaya Allah, manusia akan memakrifatkan kepada Allah. Cahaya zikir seperti proses pemancaran cahaya matahari yang tertimpa ke atas bulan dan terefleksi menjadi cahaya yang nyaman, lembut dan romantis ke bumi.
Ada keistimewaan insan yang sudah menguasai hakikat zikir, yaitu dapat mendengar dan paham segala gerak-gerik alam, hewan, serangga dan juga desiran daun, kayu, ombak, dan hembusan angina. Matanya dapat melihat pada waktu malam atau di kala alam gelap gulita. Dirinya dapat mengetahui sesuatu yang terjadi meskipun dia berada di alam tidur. Dia juga dapat tujuan tepat mengenai apa- apa yang akan terjadi ke atas dirinya dan dunia dalam sekitar tempoh 40 hari, seperti tarikh kematian dirinya.
Ahli zikir tingkatan itu juga dapat menahan lapar, haus dan sakit serta penderitaan-penderitaan zahir yang lain. Tubuh mereka menjadi kebal dari rasa sakit dan pedih. Zikir itu sebenarnya menjadi penebal pada tubuh.
Wahai Bujang! Apakah iya warga sebanyak itu sedang membangun sungai laduni? Atau jangan-jangan ia datang lantaran Bupati yang mengadakan? Atau pula lantaran pemandu zikirnya dari Jakarta? Lantas kalau begitu, bagaimana kita bisa bilang ada fenomena mabuk ketuhanan? Hmm… dunia! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar