Rabu, 30 Mei 2012

Hati Telanjang pada Tubuh Berjilbab

on Tuesday, May 4, 2010 at 5:32pm ·
(tulisan ini disebarluaskan harian vokal dan riauhariini.com)

Demi masa, emosi Walikota Pekanbaru, Herman Abdullah meledak. Orang nomor satu di negeri bertuah marah besar pada pemimpin perusahaan di kota yang dipimpinnya. Orang melaksanakan anjuran agama, dilarang. Kenapa terjadi pemasungan begitu tak terhormat. Ini bumi Melayu Fulan!
Benar juga reaksi Herman Abdullah. Dia sudah semestinya begitu. Sebagai pemimpin, sang walikota telah melindungi hak-hak warga. Hak masyarakat atas agama diamankan dari perilaku kafirin. Simbol-simbol perintah Tuhan disemarakan melalui pakaian dan akseoris lainnya.
Kemudian menyelesup sejumlah pertanyaan; apakah kebijakan demikian menjamin warga menjadi solehah? Apakah perempuan berbalut busana style perintah langit lebih suci dari orang-orang yang berpakaian sebagaimana lazimnya? Atau jangan-jangan tubuh mereka berjilbab, tetapi hati bertelanjang?
Syahdan, seorang teman juga bertanya-tanya; apakah sebaiknya menjilbabkan hati dulu sebelum menjilbabkan aurat? Lalu kapan akan berjilbab hati sedangkan berjilbab aurat saja, cobaan begitu banyak. Tentunya menjilbabkan hati lebih susah daripada menjilbabkan aurat.
Hardiansyah, seorang pemerhati busana, malah sinis. Kenyataan sehari-hari, banyak muslimah berjillab, namun berkelakuan layaknya masyarakat umum. Busana yang dikenakan membentuk lekuk tubuh, berjilbab tapi pegangan tangan dengan pria yang bukah muhrimnya.
Menurut wikipedia, kata jilbab di Indonesia merujuk pada jenis pakaian berupa penutup kepala dari helaian kain, atau sering juga disebut dengan kerudung atau tudung . Pengertian ini sebenarnya salah kaprah dan hanya berlaku di Indonesia. Di negeri Islam lainnya, jilbab lebih merujuk pada pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan ajaran Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab.
Menurut Muhammad Nashiruddin Al-Albany kriteria jilbab yang benar harus menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak , jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas.
Tatkala jilbab hanya menjadi tren busana. alamat disebut berpakaian tapi telanjang. Cerpenis tersohor, Helvy Tiana Rosa mengatakan, jilbab bukan menjadi satu-satunya indikator ketakwaan seseorang. Tetapi jilbab menjadi satu realisasi amaliyah dari keimanan. Anda selain membalutkan jilbab ke tubuh, Anda juga harus membalutkan jilbab ke hati.
Rasulullah pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan Muslim. Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya; Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak -lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.
Fulan oh Fulan! Lantas bagaimana nasib sosok perempuan yang tubuhnya tak berjilbab, namun hatinya dibalut perangai yang elok? ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar