Rabu, 30 Mei 2012

Setiap Hari Ada Pinjaman 86.400 Detik

on Thursday, July 8, 2010 at 12:41pm ·
(tulisan ini disebarluaskan HARIAN VOKAL)

Tahukan engkau Tuan, kasus kawan kita yang reporter televisi swasta yang ditikam warga Tembilahan itu sedang bergulir di pengadilan. Saat pisau menusuk paha jurnalis tersebut, bukan sakit saja yang dirasakan, melainkan juga arti penting waktu. Waktu merasa sangat berharga sekali ketika itu terjadi.
Andai-andai menjadi hampiran di benak. Jika saja merupakan gabungan beberapa kata melayang-layang di pikiran. Bekas tusukan menyakiti tubuh ang reporter, pikiran boleh jadi berkelana dengan waktu. Itulah waktu Bung!
Kata petuah bijak sebagaimana dirangakai di emotivasi.com, sebuah bank memiliki pelanggan yang setiap hari diberikan pinjaman sejumlah Rp 86.400,- setiap paginya. Pada malam hari bank akan menghapus sisa uang yang tidak digunakan selama sehari.
Setiap hari kita memiliki bank semacam itu bernama Waktu. Setiap pagi ia memberi Anda 86.400 detik dan menghapusnya pada malam hari dan tidak akan memberikan Anda sisanya. Ia juga tidak mengurangi atau memberikan waktu tambahan. Setiap hari ada satu rekening baru untuk Anda. Anda harus hidup dalam simpanan hari ini.
Jam terus berdetak. Gunakan waktu anda sebaik-baiknya. Agar tahu pentingnya waktu setahun, tanyakan pada murid yang tinggal kelas. Agar tahu pentingnya waktu sebulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu seminggu, tanyakan pada editor majalah mingguan. Agar tahu pentingnya waktu sejam, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu. Agar tahu pentingnya waktu semenit, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu sedetik, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan. Agar tahu pentingnya waktu semilidetik, tanyakan pada peraih medali olympiade.
Hargailah waktu yang Anda miliki karena waktu tidak bisa menunggu. Sesungguhnya setiap insan punya waktu yang sama dalam sehari. Sama-sama 24 jam. Namun setiap orang punya sukses masing-masing dan kena musibah yang tak sama pula kadarnya. Namun waktu jua yang menjadi momentumnya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar