Rabu, 30 Mei 2012

Tangis Pilu Keledai dalam Sumur

on Sunday, August 1, 2010 at 2:23pm ·
(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARIAN VOKAL, 2 AGUSTUS 2010)

Pak Muslim! Kamu pasti benci, marah dan tak senang. Barangkali elok bagimu untuk membebaskan diri segala rasa negatif. Kendati jadi korban Putusan Mahkamah Agung (MA) dengan memenangkan pihak pengungat PT Hutahaean sebagai pemilik lahan seluas 3 hektare di Desa Pematang Barangan, Kecamatan Rambah, Rokan Hulu, merdekakanlah pikiranmu dari kecemasan. Cobalah tersenyum Pak!
Jika benar argumenmu, Bapak adalah korban penzaliman. Orang lain yang menjual tanah, Bapak sekeluarga yang terusir. Tuhan mendengarmu. Jangan lagi menangis soal putusan lembaga keaadilanya yang terkesan tak adil. Itulah negeri ini. Menangis juga tidak akan mengubah putusan yang diambil seperti orang menorehkan kertas di menara gading. Tinggi dan tak menukik ke lapangan.
Sekarang semuanya sudah hancur dan dihancurkan. Ingatlah kisah keledai yang masuk sumur Pak! Keledai milik seorang petani jatuh itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Tiba waktunya, petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun. Jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan. Si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!
Kata orang bijak kawan, kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada manusia. Cara untuk keluar dari sumur (kesedihan, masalah,dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita. Mengusir hal-hal negatif dari pikiran dan hati. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar