Rabu, 30 Mei 2012

Dia Merintis Jalan Kaum Luth

on Monday, June 14, 2010 at 5:02pm ·
(tulisan ini disebarluaskan Harian Vokal)

Jika fakta itu diberitakan, alamat lebih heboh dari video mesum yang beredar di Kabupaten Rohul, Riau. Apa gerangan dengan fakta dimaksud? Dari mulut ke mulut, tersebutlah petinggi negeri di sebuah kabupaten di negeri sebagai penganut orientasi seksual kaum Luth. Dia lelaki yang mencintai lelaki pula. Alamak!
Cerita ini santer di kalangan elitis. Manakala ingin sesuatu dari petinggi itu, cukup sediakan gratifikasi berupa sesosok kaum Adam yang menyimpang pula secara seksual. Alamat didapatkan yang dikehendaki. Mudah bukan untuk mendapatkan sesuatu dari orang yang bermasalah secara psikologis.
Mendadar perilaku orang nomor satu di negeri tersebut, ada sebuah film Total Eclipse yang dibintangi Leonardo DiCaprio. Konon kabarnya, film itu hanya ada dalam kepingan VCD. Dalam cerita film jelas sekali digambarkan tentang lika-liku hidup kaum homo. Tentu saja dengan tujuan mulianya untuk melegalkan budaya kaum yang dilaknat Sang Pencipta. Bahkan dalam beberapa adegan film tersebut sengaja menampilkan bagaimana prosesi kaum homo melampiaskan hajatnya. Gila benar dunia ini!
Tak di Amerika tak Indonesia, kaum homo dan orang yang mendukung budaya itu mulai banyak tingkah. Manakala di Amerika diharu-birukan dengan demo kaum Gay dan Lesbian menuntut pengakuan atas aktivitas yang mereka lakukan, di Belanda malah dibolehkan kawin sesama jenis. Malah di negara Paman Sam, pernah dulu mereka menuntut untuk dibuatkan gereja khusus.
Muhammad Muhammad Ismail dalam kitab Al Fikru Al Islamiy menyatakan dorongan seksual seseorang merupakan tanggapan dari faktor eksternal bila indera menangkap rangsangan berupa gambar, cerita porno dan penampilan yang menyentuh syaraf seks. Bilamana tidak disalurkan bisa mengakibatkan kegelisahan jiwa. Jadi berdasarkan sunatullah, otomatis manusia yang berlainan jenis kemudian hidup sebagai makhluk heteroseksual, yakni saling tertarik sama lawan jenis. Bila ada orang yang cuma bisa nempel dengan sesama jenis, jelas ini adalah kelainan yang sangat berbahaya. Bila dibiarkan hidup dan berkembang, alamat murka Allah tak mustahil terjadi seperti apa yang pernah dialami kaum Nabi Luth.
Selain fakta orang nomor satu itu, di negeri ini banyak praktik peyimpangan seks. Namun anehnya ternyata orang-orang homo justru sebagian besar berpenampilan macho. Jantanlah! Dokter Boyke Dian Nugraha, pakar di bidang mengatakan, 85 persen kaum homo itu berbadan kekar dan memang penampilannya macho. Tidak kemayu atau gagah gemulai. Cuma sayang, ‘pejantan’ ini beraninya cuma lewat ‘belakang’!
Wahai Bujang! Kendati badan kekar, rupanya ancaman hukuman kepada mereka sangat mengerikan. Terhadap laki-laki yang digauli oleh homoseksual, diberikan sanksi dera 100 kali atau diasingkan selama setahun; baik laki-laki maupun perempuan, yang pernah kawin maupun yang belum pernah.
Ada juga segolongan fuqaha yang berpendapat, pelaku homoseksual harus dirajam, meskipun ia belum pernah kawin. Ini termasuk pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hambal, Imam Syafi’i menetapkan pelaku dan orang-orang yang ‘dikumpuli’ homoseksual dan lesbian wajib dihukum mati. “Barangsiapa yang mendapatkan orang-orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, ia harus dihukum mati; baik yang melakukannya maupun yang dikumpulinya.
Adapun uslub (teknis) yang digunakan dalam eksekusi tidak ditentukan oleh syarak. Para sahabat pun berbeda pendapat. Ali r.a. memilih merajam dan membakar pelaku homoseks, sedang Umar dan Usman r.a. berpendapat pelaku dibenturkan ke dinding sampai mati, dan menurut Ibnu Abbas dilempar dari gedung yang paling tinggi dalam keadaan terjungkir lalu diikuti (dihujani) dengan batu.
Ondeh Bujang! Kalau benar sang petinggi itu homo, betapa kematian wajib mengahampirinya. Dia mesti dihukum sebagai mestinya. Kalau tidak, alamat banyak yang bakal jadi korban. Dia akan menjadi pribadi munafik. Di rumah Tuhan, ia seperti hamba yang taat. Namun di belakang, ia musuh penguasa arasy dan bumi.
Hmmm…lantas siapa yang akan menghukumnya? Adakah kenyataan ini mirip dengan hasil urung rembuk tikus yang berhadapan dengan kucing pemangsa. Tikus harus menghentikan kucing. Gentongan kaleng harus digayut di leher kucing. Namun siapa yang bakal melakukan? Tak seekor tikus pun berani. Ciut nyalinya. Itu dia Bujang, lelaki kekar yang menduduki posisi tertinggi itu tak tersentuh hukum! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar