Rabu, 30 Mei 2012

Robohnya Tangga Rumah Tuhan

on Tuesday, April 20, 2010 at 5:48pm ·
(tulisan ini disebarluaskan harian vokal dan riauhariini.com)

Setiap kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir memiliki masjid raya. Sebuah rumah Tuhan yang dibangun dengan harga di atas Rp 1 miliar. Mewah, megah dan membanggakan. Sekaligus menyedihkan bila benar apa yang dikhawatirkan seorang tokoh masyarakat di
Kecamatan Rantau Kopar. Masjid dibangun tapi tidak singkron dengan kemauan warga. Penduduk lebih butuh jalan, lalu dibangun rumah Tuhan. Dalam waktu bersamaan, tempat ibadah masih ada.
Inilah yang diperkirakan membuat lapuk tangga ke rumah Tuhan. Sarana masuk ke masjid tidak mulus. Jamaah enggan beribadah ke sana. Melihatnya saja, orang boleh berdecak kagum, tetapi tidak tertarik bermunajat di atas hamparan marmar berharga mahal tersebut.
Dimana-mana orang menyebutnya, tetapi tidak melekat di hati sebagai sarana menyembah Yang Maha Kuasa. Megah tapi sepi. Menurut seorang Betawian, penyebabnya adalah kurangnya keteladanan dari sebagian pengurus masjid. Sebagian pengurus masjid sendiri tidak ikut serta secara aktif dalam kegiatan masjid. Berikutnya, belum adanya arahan program yang jelas sehingga kegiatan yang diselenggarakan terkesan asal ada. Pengajian misalnya tidak jelas apa saja materi pembahasan yang akan dilakukan. Apakah materi tersebut sesuai dengan kebutuhan jamaah atau tidak, akibatnya jamaah enggan untuk hadir karena materinya tidak menarik, karena itu kegiatan seperti pengajian rutin semestinya dikembangkan secara klasikal sehingga materinya disesuaikan dengan kebutuhan jamaah, sedangkan kegiatan ceramah umum sifatnya insidental.
Selanjutnya disebut kegiatan masjid selama ini berlangsung tanpa meminta komentar atau pendapat dari jamaah, sehingga kegiatan itu atas keinginan sepihak dari pengurus, atau bahkan sebagian dari pengurus. Motivasi jamaah juga rendah untuk meningkatkan kualitas iman dan menambah pengetahuan.
Dalam sebuah acara televisi swasta di negeri tetangga, ada sebuah dialog dengan seorang Syekh dari Timur Tengah. Seorang pembawa acara bertanya, kenapa masjid-masjid tua di zaman nabi, sahabat dan tabiin tahan lama, kokoh dan ramai dikunjungi jamaah. Sementara dewasa ini, masjid begitu banyak jumlahnya, namun rapuh. Sedikit saja gempa sudah roboh. Tidak ada bencana alam saja, sudah reta-retak.
Lalu apa jawab sang Syekh? “Orang dahulu membangun masjid dengan iman dan orang sekarang membangun masjid dengan uang.”
Ups…merinding bulu roma dibuatnya. Rohil memiliki uang yang banyak dan APBD-nya besar. Jadi bisa saja sangat benar, membangun masjid dengan uang. Dan bisa pula tidak salah, masjid di sana sepi dan bermasalah kualitas bangunannya. Sehingga tangga menuju rumah Tuhan roboh. Entahlah duhai Fulan! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar