Rabu, 30 Mei 2012

Mengusung Kebencian Seumur Hidup

on Wednesday, July 14, 2010 at 6:42pm ·
(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 15 JULI 2010)

Kisah permainan anak Taman Kanak-kanan mesti dibaca warga Purnama, Kota Dumai! Agar kebencian pada perusahaan yang memiliki mobil tangki CPO, tak bersarang dalam hati. Biarlah mereka lewat di jalan kubang kerbau itu, asal negara tetap membangunnya. Kendati terlambat, biarlah yang penting ada perhatian.

Namun kalau tak pula kesal, setiap hari harus bersusah payah melintas jalan penuh lubang dalam dan berlumpur. Di sisi lain, bagaimana tidak akan bersemak hati, perusahaan yang berladang rupiah itu, konon kabarnya tak memberikan kontribusi apa-apa terhadap perawatan jalan. Memakai saja yang tahu. Tatkala rusak, sepertinya hanya menutup mata.
Warga merasa benci benar kalau sudah begini yang diingat. Terasa benar aroma kapitalisnya. Peraup keuntungan belaka yang miskin perhatian. Abai lingkungan sekitarnya. Benalu ekonomi.
Hmm…wahai Fulan! Jangan perturutkan sangkamu. Supaya ada khasanah kearifan hatimu. Simaklah kisah permainan anak-anak ini. Tersebutlah seorang ibu guru TK mengadakan permainan. Ibu guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan satu buah dan mangga yang ranum. Masing-masing mangga diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah mangganya tidak ditentukan, melainkan tergantung jumlah orang-orang yang dibenci. Makin banyak yang dibenci, makin banyak mangganya.
Pada waktu yang disepakati masing-masing murid membawa mangga dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap mangga diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa plastik berisi mangga tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun. Selama satu minggu begitu. Hari berganti hari, mangga yang awalnya harum mengoda selera mulai membusuk. Murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa banyak mangga, selain berat baunya juga tidak sedap.
Setelah satu minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir. “Bagaimana rasanya membawa mangga selama satu minggu?” tanya ibu guru.
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa mangga busuk ke mana pun mereka pergi. Pada momen itulah, sang guru menjelaskan. “Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa mangga busuk kemana pun pergi. Itu hanya satu minggu bagaimana jika kita membawa kebencian seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya.”
Fulan! Berpantaslah wajahmu cepat tua bangka. Barangkali dalam hatimu ada istana kebencian. Hancurkanlah dengan jiwa kearifanmu. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar