Rabu, 30 Mei 2012

Cerita Sebelum Tidur buat RSUP

on Thursday, June 24, 2010 at 2:44pm ·
(tulisan ini disebarluaskan harian vokal, Jumat (25 Juni 2010)

Pada layar komputer di ruang kerja saya, terpampang kalimat bijak filusuf Lao Tze; “Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat. Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.”
Hilang dari pandangan, muncul pula rangkaian kalimat dari penulis aliran romantisme abad 19. Namanya Victor Hugo. Begini bunyinya; “Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai. Oleh karenanya, kita membagikan cinta bagi orang lain.”
Upzzz…. Entah kenapa berselang beberapa detik kemudian, terbaca berita keengganan PT Riau Sakti United Plantations (RSUP) membayar pasongan karyawan yang mengundurkan diri. Kendati ada iktikad, namun sekadar basa basi. Hubungan pekerja dan yang memberi kerja tidak harmonis. Perusahaan sepertinya berlaku tidak adil terhadap sosok yang selama ini diperas tenaga dan keringatnya. Awalnya mungkin ada rasa saling menghormati, namun di ujung malah silang pendapat.
Atau karena PT RSUP sudah sukses, mereka bertingkah. Manakala iya, alamat benar yang dikatakan seorang CEO dari perusahaan Fortune 100; “Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, kita akan gagal.
Kalau bendera sudah tegak, diri memang riskan dihampiri sifat sombong. Sering lupa dengan cerita kearifan. Kurang ingat dengan kisah menjelang tidur. Manapula terngiang-ngiang kisah seperti ini; ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku. Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.” Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja
Hmm…Bujang! Mereka malas membayar pekerja, mungkin lantaran serakah. Mereka permainkan nasib orang barangkali karena mereka sombong. Enyahlah wahai Tuan! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar