Rabu, 13 Juni 2012

Bak Memandikan Kuda Tuan!

(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARIAN VOKAL, 24 MARET 2011)
Ketika Senin lalu, ada kegiatan gotong royong di sebuah sekolah di Pekanbaru. Murid dan guru sedang asyik membersihkan lembaga pendidikan. Tapi pemandangan jadi agak lain takkala melihat ada seorang guru yang hanya pandai memerintah, tetapi tidak cerdas berbuat.
Di tengah asyiknya perintah-merintah itu, datang kepala sekolah bersangkutan. Sang pemimpin langsung mengerjakan tan pa suara. Sang guru hanya terdiam dengan wajah merah.

Ingatan Fulan melayang ke sosok George Washington. Dalam perang kemerdekaan Amerika Serikat, suatu hari satu batalyon pasukan US terjebak di sungai. Maka mereka memutuskan akan membuat jembatan darurat.
Maka si Sersan yang memimpin regu pembangunan jembatan segera memerintahkan para prajurit untuk bekerja keras. "Cepat! Cepat!" Kata si Sersan sambil berkacak pinggang di atas batu. Pekerjaan itu terhambat ketika sebuah balok kayu besar sulit untuk diangkat. Maka si Sersan semakin garang. Dia mengayunkan tongkat komandonya. Memukul para prajurit dan berteriak "Bodoh! Cepat!".
Tiba-tiba dari kejauhan sekelompok penunggang kuda mendekat. Menyapa sang Sersan dan bertanya : "Ada apa?" Maka Sersan itu menceritakan kesulitan mendorong dan menindahkan balok kayu besar itu.
Sang penunggang kuda segera turun dan bertanya : "Boleh saya membantu?". "Boleh" jawab sersan itu. Maka sekarang dengan tambahan beberapa tenaga dari sang penunggang kuda dan teman-temannya balok itu terangkat, dipindahkan dan dipasang pada tempatnya.
Sang sersan berterima kasih atas bantuan dari sang penunggang kuda. Maka jawab sang penunggang kuda : "Tidak masalah. Kalau butuh bantuan lagi hubungi saja saya ... nama saya George Washington, Komandan tertinggi pasukan kemerdekaan Amerika Serikat". Sersan itu terdiam.
Pada masa lain ada pula penggalan kisah. Presiden Pertama Amerika Serikat George Washington dinyatakan harus membayar denda kepada perpustakaan, akibat keteledorannya dalam meminjam buku. LamanNewslite mewartakan, perpusakaan negara mengungkapkan bahwa Washington telah lupa memulangkan dua buku yang dipinjamnya pada 1789 silam.
Apabila dihitung-hitung, denda keterlambatan peminjaman buku yang harus dibayarkan Washington adalah sekitar 195 ribu Poundsterling atau setara dengan Rp 2 miliar. Bukan denda yang diminta oleh perpustakaan negara, mereka hanya ingin buku yang dipinjam Washington tersebut dikembalikan.
“Jika ada yang menemukan buku Hukum Bangsa-Bangsa, desertasi tentang hubungan internasional, serta volume transkrip perdebatan dari Inggris House of Commons, di Gedung Putih tolong dikembalikan,” ungkap petugas perpustakaan yang enggan disebutkan namanya. Kedua buku ini keluar pada tanggal 5 Oktober 1789, yang dipinjam oleh Bapak Pendiri Amerika Serikat George Washington.
Mulianya sifatmu Tuan! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar