(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARIAN VOKAL, 24 MARET 2011)
Ketika
Senin lalu, ada kegiatan gotong royong di sebuah sekolah di Pekanbaru.
Murid dan guru sedang asyik membersihkan lembaga pendidikan. Tapi
pemandangan jadi agak lain takkala melihat ada seorang guru yang hanya
pandai memerintah, tetapi tidak cerdas berbuat.
Di tengah asyiknya
perintah-merintah itu, datang kepala sekolah bersangkutan. Sang
pemimpin langsung mengerjakan tan pa suara. Sang guru hanya terdiam
dengan wajah merah.
Ingatan Fulan melayang ke sosok George
Washington. Dalam perang kemerdekaan Amerika Serikat, suatu hari satu
batalyon pasukan US terjebak di sungai. Maka mereka memutuskan akan
membuat jembatan darurat.
Maka si Sersan yang memimpin regu
pembangunan jembatan segera memerintahkan para prajurit untuk bekerja
keras. "Cepat! Cepat!" Kata si Sersan sambil berkacak pinggang di atas
batu. Pekerjaan itu terhambat ketika sebuah balok kayu besar sulit untuk
diangkat. Maka si Sersan semakin garang. Dia mengayunkan tongkat
komandonya. Memukul para prajurit dan berteriak "Bodoh! Cepat!".
Tiba-tiba
dari kejauhan sekelompok penunggang kuda mendekat. Menyapa sang Sersan
dan bertanya : "Ada apa?" Maka Sersan itu menceritakan kesulitan
mendorong dan menindahkan balok kayu besar itu.
Sang penunggang
kuda segera turun dan bertanya : "Boleh saya membantu?". "Boleh" jawab
sersan itu. Maka sekarang dengan tambahan beberapa tenaga dari sang
penunggang kuda dan teman-temannya balok itu terangkat, dipindahkan dan
dipasang pada tempatnya.
Sang sersan berterima kasih atas bantuan
dari sang penunggang kuda. Maka jawab sang penunggang kuda : "Tidak
masalah. Kalau butuh bantuan lagi hubungi saja saya ... nama saya George
Washington, Komandan tertinggi pasukan kemerdekaan Amerika Serikat".
Sersan itu terdiam.
Pada masa lain ada pula penggalan kisah.
Presiden Pertama Amerika Serikat George Washington dinyatakan harus
membayar denda kepada perpustakaan, akibat keteledorannya dalam meminjam
buku. LamanNewslite mewartakan, perpusakaan negara
mengungkapkan bahwa Washington telah lupa memulangkan dua buku yang
dipinjamnya pada 1789 silam.
Apabila dihitung-hitung, denda
keterlambatan peminjaman buku yang harus dibayarkan Washington adalah
sekitar 195 ribu Poundsterling atau setara dengan Rp 2 miliar. Bukan
denda yang diminta oleh perpustakaan negara, mereka hanya ingin buku
yang dipinjam Washington tersebut dikembalikan.
“Jika ada yang
menemukan buku Hukum Bangsa-Bangsa, desertasi tentang hubungan
internasional, serta volume transkrip perdebatan dari Inggris House of
Commons, di Gedung Putih tolong dikembalikan,” ungkap petugas
perpustakaan yang enggan disebutkan namanya. Kedua buku ini keluar pada
tanggal 5 Oktober 1789, yang dipinjam oleh Bapak Pendiri Amerika Serikat
George Washington.
Mulianya sifatmu Tuan! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar