Rabu, 13 Juni 2012

Nirwana di Balik Terali Besi

(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARTIAN VOKAL. 18 FEBRUARI 2011)
Apa jadinya Gayus Tambunan jika penjara yang dihuninya dikepalai oleh seseorang seperti sosok perwira polisi wanita India, Kiran Bedi? Apakah Gayus akan betah atau kian berkicau soal bobroknya mental penjaga terali besi di negeri ini?
Tahukah Tuan, betapa hebatnya seorang Kiran Bedi? Betapa canggihnya kerja hatinya dalam mengatur  Penjara Tihar. Sebuah penjara terbesar di Dunia. Luasnya 200 acres dengan jumlah narapidana 9.700 orang.
Dengan kondisi penghuni yang berdesak-desakan, perang antar geng, kurangnya air, kekumuhan, pelecehan seksual, sampah dan bau busuk dimana-mana, kekerasan, menu makanan yang jauh dari standar, praktek suap dan pemerasan oleh oknum petugas, narapidana preman, perdagangan obat bius, merupakan pemandangan biasa.
Kedatangan Kiran Bedi dengan kelembutan hati keibuannya secara perkasa mampu mengubah tempat buas itu menjadi nirwana di balik terali besi. Tak perlu waktu lama, hanya dalam tempo dua tahun, semuanya menjadi tempat menyenangkan! Lantas apa rahasianya Tuan? Sosok luar biasa itu membeberkan di www.ted.com.
Saya akan membagi sebuah kisah. Kisah tentang seorang wanita India dan perjalanannya. Marilah kita mulai dengan orang tua saya. Saya adalah hasil dari ibu dan ayah yang visioner ini. Bertahun-tahun yang lalu, saat saya lahir di tahun 50-an -- Tahun 50 dan 60-an bukanlah milik para wanita India. Namun milik para pria. Milik para pria yang ingin berbisnis dan mewarisi bisnis dari orang tua mereka, dan anak-anak putri akan didandani agar cepat menikah. Keluarga saya, di kota saya -- dan hampir di seluruh negeri -- unik. Saya, empat bersaudara, bukan anak tunggal dan untungnya tidak ada saudara laki-laki. Seluruh saudara saya perempuan, tidak ada laki-laki. Dan orang tua saya adalah bagian dari keluarga pemilik tanah. Ayah saya menentang kakeknya sendiri, sampai hampir tidak mendapatkan warisan, karena dia memutuskan untuk mendidik keempat anak perempuannya. Dia menyekolahkan kami di sekolah terbaik di kota itu dan memberikan kami pendidikan terbaik. Seperti yang telah saya katakan: saat kita lahir, kita tidak memilih orang tua kita. Dan saat kita pergi ke sekolah, kita tidak memilihnya juga. Anak-anak tidak memilih sekolah mereka mereka bersekolah di tempat yang dipilihkan orangtua mereka. Inilah dasar-dasar yang saya dapat. Saya tumbuh seperti ini, dan juga ketiga saudari saya. Dan ayah saya pernah berkata pada saat itu, "Saya akan mengirimkan keempat putri saya ke empat penjuru dunia." Saya tidak tahu apakah dia benar-benar bermaksud demikian, namun hal itu terjadi. Sayalah satu-satunya yang tertinggal di India. Satu ada yang di Inggris, yang lain ada di Amerika ada yang satu lagi di Kanada. Inilah kami berempat di empat penjuru dunia.
Dan karena saya berkata orang tua saya adalah teladan saya, saya menganut dua hal yang diberikan oleh ayah dan ibu saya. Pertama, mereka berkata, "Hidup adalah sebuah lereng; anda mungkin naik, atau turun." Dan hal kedua adalah, yang masih saya pegang, dan yang menjadi filosofi hidup saya, yang membuat semua perbedaan, adalah dari seratus hal yang terjadi dalam hidup anda, baik atau buruk. Dari 100, 90 adalah karya anda. Jika hal itu baik. Itulah karya anda. Nikmatilah. Jika hal itu buruk, itu juga karya anda. Belajarlah. 10 hal yang lain berasal dari alam dan anda tidak dapat mengubahnya seperti kematian saudara atau angin topan, atau badai, atau gempa bumi. Anda tidak dapat melakukan apa-apa. Anda hanya dapat menanggapinya. Namun tanggapan itu menjadi 90 hal hasil karya kita itu. Karena saya adalah produk dari filosofi 90-10 ini, dan kedua, hidup pada sebuah lereng, itulah cara saya tumbuh -- menghargai apa yang saya miliki. Saya adalah hasil dari kesempatan, kesempatan langka di tahun 50-an dan 60-an, yang tidak dimiliki para gadis. Dan saya sadar pada kenyataan bahwa yang diberikan orang tua saya adalah sesuatu yang unik. Karena semua teman-teman sekolah saya dijodohkan untuk dapat menikah dengan banyak mas kawin, sedangkan saya memegang raket tenis dan pergi ke sekolah dan melakukan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Saya rasa saya harus memberi tahu anda. Mengapa saya katakan ini adalah latar belakang.
Inilah yang terjadi kemudian. Saya bergabung dengan Kepolisian India sebagai wanita tangguh seorang wanita yang tidak kenal lelah, karena saya terbiasa mengejar gelar tenis, dan hal-hal lainnya. Saya bergabung dengan Kepolisian India. Lalu inilah pola baru kepolisian. Bagi saya kepolisian berarti kekuatan mengkoreksi, kekuatan mencegah dan kekuatan mendeteksi. Ini seperti suatu hal baru yang belum pernah diberikan kepada kepolisian India -- Kekuatan mencegah. Karena biasanya, selalu dikatakan, kekuatan mendeteksi, hanya itu. atau kekuatan menghukum. Namun saya memutuskan bukan, itu adalah kekuatan mencegah, karena itulah yang saya pelajari saat saya dibesarkan, bagaimana mencegah ke-10 hal ini dan membuatnya tidak pernah melebihi 10? Sehingga beginilah saat saya bekerja, berbeda dengan para pria. Saya tidak ingin membuat perbedaan dari para pria, namun memang berbeda, karena beginilah saya berbeda. Dan saya mendefiniskan ulang konsep kepolisian di India. Saya akan menceritakan dua perjalanan, perjalanan saya di kepolisian dan di penjara. Apa yang anda lihat, jika anda melihat judulnya "Mobil Perdana Menteri ditahan." Inilah pertama kalinya perdana menteri India mendapat surat tilang. (Tawa) Inilah pertama kalinya di India, dan saya dapat berkata, inilah terakhir kalinya anda mendengarnya. Hal ini tidak pernah terjadi lagi di India, karena inilah satu-satunya untuk selamanya. Dan aturannya adalah, karena saya peka, Saya penuh belas kasih. Saya sangat peka dengan ketidakadilan, dan saya sangat menghargai keadilan. Itulah alasannya, sebagai seorang wanita, saya bergabung dengan Kepolisian India. Saya memiliki pilihan lain, namun tidak memilihnya.
Jadi saya akan teruskan. Ini tentang kepolisian yang keras, yang adil. Saya dikenal sebagai seorang wanita yang tidak mau mendengarkan. Jadi saya ditempatkan pada pekerjaan-pekerjaan sembarangan pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh orang lain. Saya dikirimkan ke penjara sebagai polisi. Biasanya polisi tidak mau bekerja di penjara. Mereka mengirimkan saya untuk mengurung saya, berpikir, sekarang tidak akan ada mobil dari orang penting yang akan ditilang. Mari kurung dia. Inilah saya saat mendapatkan tugas di penjara. Penjara yang merupakan sarang besar bagi para penjahat. Tentu saja. Namun dari 10.000 orang hanya ada 400 wanita -- 10.000 -- 9.000 ditambah sekitar 600 orang yang lain adalah pria, teroris, pemerkosa, pencuri, bandit -- beberapa di antaranya ditangkap oleh saya sendiri saat masih menjadi polisi. Lalu bagaimana saya harus menghadapi mereka. Hari pertama saya masuk, saya tidak tahu bagaimana cara melihat mereka. Dan saya bertanya, "Apakah anda berdoa?". Saat saya melihat orang-orang itu, saya bertanya, "Apakah anda berdoa?" Mereka menatap saya, seorang wanita muda dan pendek yang mengenakan blazer. Saya bertanya, "Apakah anda berdoa?" Dan mereka tidak menjawab. Saya bertanya, "Anda, anda berdoa? Anda ingin berdoa?" Mereka berkata, "Ya", dan saya membalas, "Baiklah, mari kita berdoa." Saya berdoa untuk mereka, dan segalanya mulai berubah. Inilah gambaran pendidikan di dalam penjara.
Saudara-saudara, hal ini belum pernah terjadi, di mana semua orang di dalam penjara belajar. Saya memulainya dengan dukungan masyarakat. Pemerintah tidak memiliki dana. Inilah salah satu semangat sukarela terbaik dan terbesar di penjara manapun di dunia. Hal ini dimulai di penjara Delhi. Anda melihat salah satu contoh dari seorang tahanan yang sedang mengajar di kelas. Ada ratusan kelas. Dari jam 9 sampai 11, setiap tahanan mengikuti program pendidikan -- tempat yang sama di mana para polisi berpikir mereka mengirim saya ke balik jeruji besi dan segalanya akan terlupakan. Kami mengubah sarang penjahat ini menjadi ashram -- dari penjara menjadi ashram melalui pendidikan. Saya pikir itulah perubahan yang lebih besar. Hal itu merupakan permulaan dari sebuah perubahan. Para guru adalah tahanan atau sukarelawan. Buku-buku berasal dari buku-buku sekolah yang disumbangkan. Alat-alat tulis disumbangkan. Semuanya disumbangkan, karena tidak ada dana untuk pendidikan di penjara. Jika saya tidak melakukan hal itu, tempat ini akan menjadi lubang neraka.
Inilah tonggak yang kedua. Saya ingin menunjukkan beberapa peristiwa bersejarah dalam perjalanan saya yang mungkin tidak akan Anda jumpai dimanapun di dunia. Pertama, jumlah yang tidak pernah akan anda lihat. Kedua, konsepnya. Ini adalah program meditasi di dalam penjara yang diikuti oleh lebih dari seribu tahanan. 1.000 tahanan yang duduk dan bermeditasi. Ini adalah salah satu langkah yang paling berani yang saya ambil sebagai kepala penjara. dan hal inilah yang mengubah semuanya. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini, silakan lihat film ini, "Doing Time Doing Vipassana." Anda akan mendengarnya dan menyukainya. Anda juga dapat menyurati saya di KiranBedi.com dan saya akan membalasnya. Marilah kita ke slide berikutnya. Saya menggunakan konsep yang sama tentang kesadaran. Karena, mengapa saya membawa meditasi masuk ke penjara India? Karena kejahatan adalah hasil dari pikiran yang menyimpang. Penyimpangan inilah yang perlu diatasi dan dikendalikan. bukan dengan berkhotbah, bukan dengan berbicara, bukan dengan membaca, namun dengan mengatasi pikiran anda. Saya menerapkan hal yang sama pada kepolisian, karena polisi juga merupakan tahanan dari pikiran mereka sendiri, dan mereka merasa seperti semuanya adalah kami dan mereka, orang-orang tidak mau bekerja sama. Ternyata hal ini bekerja.
Ini adalah kotak saran yang disebut kotak petisi. Sebuah konsep yang saya perkenalkan untuk mendengarkan pengaduan dan keluhan. Ini adalah kotak ajaib. Kotak yang sensitif. Inilah bagaimana seorang tahanan menyampaikan perasaannya tentang penjara. Jika Anda melihat seseorang berbaju biru -- ya, orang ini -- dia adalah tahanan dan juga seorang guru. Dan Anda lihat, semua orang sedang sibuk.
Sekarang saya akan merangkum semuanya. Saya sedang dalam pergerakan untuk pendidikan untuk anak-anak terlantar, yang jumlahnya ribuan -- semua di India adalah ribuan. Kedua, pergerakan anti korupsi di India. Ini adalah perjalanan besar kami, sekelompok kecil aktivis telah menyusun RUU sebagai perwakilan masyarakat untuk pemerintah India Saudara-saudara, Anda akan sering mendengarnya. Inilah pergerakan yang saya gerakkan sekarang dan inilah pergerakan dan ambisi hidup saya.
Sungguh kelembutan itu kuat. Meluluhlantakan semuanya keras dari manusia, sekalipun itu narapidana. Lantas kenapa penjara kita, yang keras dan jahat dikerasi dan dijahati. Hmmm…kabarnya penjara juga ladang untuk sebagian orang Tuan! **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar