Selasa, 12 Juni 2012

Jangan Jadi Raja Minyaklah!

(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 22 DESEMBER 2010)

Si Raja Minyak! Tersebutlah namanya Mikhail Khodorkovsky, raja minyak dari Rusia dan milyarder. Dia pemilik Yukos, perusahaan minyak terbesar Rusia, memiliki ladang di Siberia dengan cadangan 2,3 milyar barel. Produksi Yukos sekitar 400.000 barel/hari, dua kali rencana produksi raksasa minyak Amerika Exon Mobile di blok Cepu, Jawa Timur. Yukos memiliki 4 pabrik penyulingan minyak (refinery), jaringan stasiun gas, dan saham di sejumlah perusahaan energi Pemerintah.
Pada 1993, Khodorkovsky menjabat Wakil Menteri Energi yang berperan dalam mengatur privatisasi perusahaan energi BUMN. Tiba-tiba saja pada 1996, perusahaan BUMN Yukos menjadi miliknya. Khodorkovsky yang berpindah fungsi menjadi pengusaha membayar ke pemerintah hanya 300 juta dollar. Padahal penilai indenpenden menaksir, setidaknya Yukos berharga 22 milyar dollar.
Maka bekas Wakil Menteri itu mendadak menjadi orang paling kaya di Rusia, dengan usia baru 40 tahun. Oktober 2003, Putin menangkapnya dan menjalani masa hukuman 10 tahun di sebuah penjara di Siberia. Perusahaan minyaknya kembali dimiliki BUMN Rusia.
Begitu Khodorkovsky ditangkap sejumlah oligarki lain yang merasa bersalah langsung kabur ke luar negeri. Mereka itu raja minyak, raja baja, atau raja media massa, antara lain, Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky, dan Mikhail Gutseriev. Berezovsky kini mendapat suaka di Inggris, sedang Gutseriev berlindung di Israel.
Para taipan ini umumnya warga keturunan Yahudi. Terbongkarnya berbagai skandal korupsi gila-gilaan ini, menimbulkan kemarahan masyarakat kepada minoritas Yahudi di Rusia. Terjadi berbagai demonstrasi. Tapi Putin berhasil meredamnya.
Itu kisah si Raja Minyak dari Rusia. Lantas bagaimana kalau orang di provinsi ini jadi raja minyak. Akan seperti apakah perilaku mereka? Asyik-asyik berpikir, teringat dengan cerita seorang sekretaris nan cantik ditugaskan oleh bosnya untuk menemani seorang raja minyak dari Arab yang menjadi klien penting bagi perusahaannya. Tertarik oleh kecantikannya, si raja tiba-tiba memintanya untuk menikahinya. Tentu saja sekretaris itu terkejut namun ia teringat perintah bosnya untuk tidak mengecewakan kliennya itu dalam bentuk apapun. Karena itu, ia memikirkan cara untuk menolak ajakannya dengan halus.
Baiklah, aku akan menikah denganmu dengan 3 syarat. Pertama, aku mau cincin kawin berlian 75 karat bertahtakan intan bermahkota tiga 200 karat.

Si raja terpekur sejenak dan kemudian mengangguk,
Ok, ok ana felikan, ana felikan.”
Menyadari keadaan ini, si wanita kembali memikirkan syarat yang lebih susah.
OK, kedua, aku mau kamu buatkan istana di New York berkamar 100 dan sebagai rumah peristirahatan, aku mau vila di tengah kota Paris dengan 200 orang pelayan, 10 Ferarri dan 5 pesawat jet pribadi.

Sang raja minyak kembali terpekur, mengambil hand-phonenya dan mengontak sana sini.
Ok, ok, ana fuatkan, ana fuatkan.
Gawat!”  pikir si sekretaris.
Dengan peluh sebesar kacang kedelai, ia kembali memikirkan syarat terakhir. Akhirnya, ia merasa mendapatkan syarat yang nyaris mustahil bisa dikabulkan oleh si raja ini.
Sambil mengedipkan mata, ia berkata, Oh, baiklah. Ini yang terakhir. Aku suka sekali dengan seks dan karenanya aku mau laki-laki yang menjadi suamiku mempunyai alat kelamin sepanjang 30 cm.
Si raja minyak tampak kaget dan kecewa sekali dengan syarat terakhir ini. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil sesenggukan. Akhirnya, sambil mengusap air mata dan menatap wanita itu dengan sedih, ia berkata, Ok, ok, ana fotong, ana fotong deh.
Fulan mengangguk-angguk. Barangkali tak jauh beda. Ini negeri pendunia. Banyak uang, kehendak jadi macam-macam. Belum jadi raja minyak saja, sudah banyak tingkah. He he he…Dunia waleh. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar