Rabu, 13 Juni 2012

Disini Surga Pemerkosa Itu Tuan!

(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 7 JANUARI 2011)
Petinggi Malaysia diduga bertingkah. Seorang menterinya dikabarkan memperkosa tenaga kerja Indonesia. Tahunnya sudah lama, yaitu 2007. Tapi namanya kejahatan, apalagi kekerasan seksual, tak bisa dilupakan begitu saja.
Sungguh tidak aman anak bangsa ini di negeri jiran. Tak rakyatnya tak pejabatnya sama buasnya. Kendati orang di sana selalu mengidentikan sebagai penganut taat sebuah agama, justru perangainya jauh dari agama yang diagung-agungkannya.
Tapi kawan, ada pula warga merasa takut tinggal di negara sendiri. Tersebutlah Kongo, yang menjadi sebuah negeri paling mengerikan sedunia sepanjang tahun 2010. Pejabat Persatuan Bangsa Bangsa menyebut sebagai "Surga Pemerkosa". Bahkan para perempuan di sana
sampai harus didampingi tentara bila harus ke pasar.
Menurut Pejabat tinggi PBB, Margot Wallstrom, kekerasan seksual terhadap para perempuan adalah pemandangan rutin di wilayah timur Kongo yang didera konflik. Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) pekan lalu mencatat setiap hari ada 14 orang perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual di Republik Demokratik Kongo. Itu sehari terjadi dua kali pemerkosaan. Kaum perempuan Kongo masih tidak aman sekalipun di rumah dan kasur mereka sendiri saat malam datang.
Wallstrom menambahkan, pemerkosaan itu merajalela karena "Hukum tidak cukup ditegakkan di Kongo," kata Wallstrom. Itulah sebabnya dia menjuluki negara itu "Ibu Kota pemerkosaan dunia".
Mereka harus mengubah dari aturan perang ke aturan hukum dan dari peluru ke Pemilu.
Sebagian besar tindak kekerasan seksual itu terjadi di Provinsi-provinsi Kivu Utara dan Selatan di wilayah timur negara itu. Di wilayah tersebut ada sekitar 1,4 juta warga yang mengungsi.
Untuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan di sana
, maka misi PBB di Republik Demokratik Kongo (MONUC) didukung 20 ribu personel keamanan. Mereka antara lain bertugas mendampingi para perempuan Kongo yang akan ke pasar atau mencari kayu api dan air, mengembangkan sistem peringatan dini, dan membantu para walikota setempat.
Semuanya bermula dari perang saudara di Republik Demokrat Kongo. Setiap hari, sekitar 30 wanita diperkosa oleh anggota kelompok separatis yang tinggal di tengah hutan belantara.
Denis Mukwege, seorang ginekologi RD Kongo, kepada Internasional Herald Tribune (IHT) belum lama ini menuturkan pengalamannya selama bekerja di Rumah Sakit Panzi, Provinsi Kivu Utara. Dia menyatakan, setiap hari terdapat 10–30 pasien wanita yang sekarat akibat diperkosa
Sebagian besar korban mengalami pendarahan hebat hingga kerusakan rahim permanen. Wanita-wanita diperlakukan sangat tidak manusiawi. Para pelaku tidak hanya memperkosa korbannya, juga merusak organ kewanitaannya.

Menurut data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 27.000 wanita di Provinsi Kivu Utara dirudapaksa pada 2006. Angka itu meningkat sekitar 20 persen dibanding tahun sebelumnya.
Bahkan, di Shabunda, sebuah kota di timur Kongo, sebanyak 70 persen wanita di sana telah menjadi korban kejahatan seksual. Bahkan,beberapa dari mereka terpaksa tidak bisa memiliki keturunan karena mengalami kerusakan rahim permanen.
Biasanya, para pelaku merupakan anggota kelompok yang tinggal di dalam hutan belantara. Salah satunya adalah kelompok separatis Hutu. Mereka kerap menyerang warga desa pada malam hari dan menculik kaum hawa di sana.
Para
korban akan dijadikan budak nafsu selama beberapa hari sebelum dilepaskan.
Tragisnya, kejahatan seksual itu sekarang seolah menjadi epidemik yang terus mengganas. Bahkan, kini sebagian besar pelaku adalah pemuda berusia belasan tahun. Ada kecenderungan para pelaku semakin ketagihan dan tertarik untuk melakukan kejahatan yang lebih brutal.
Hmm…surga pemerkosaan itu juga ada di negeri ini Tuan! Malah dilakukan petinggi dengan bujuk rayuan. Akhirnya uang bicara, sikap melawan terpasung. Pejabat kita beli harga diri kaum hawa! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar