(TULISAN
INI DISEBARLUASKAN HARIAN PAGI VOKAL, 8 APRIL 2011). Tuan pernah ke
Dumai? Jika pernah, barang sekali kunjungilah lampu merah dekat Jalan
Cempedak-Budi Kemulian. Duduklah barang sejenak, tak berapa lama, Tuan
akan tahu bahwa lampu merah tak bermakna apa-apa di sana.
Sama
saja merah atau hijau. Ketika hijau, orang melaju terus. Begitu juga
dengan merah. Kalau sudah begitu, Tuan akan sering mendengar sumpah
serapah di sana.
Jika Tuan punya waktu, berjalan-jalan juga ke
pinggiran Kota Pekanbaru. Manakala bertemu lampu merah, keadaan tidak
jauh berbeda. Orang yang berhenti, malah dipandang aneh.
Ini ada beberapa referensi soal lampu merah. Di Kansas, pengendara bisa terus melaju ketika lampu merah. Bagaimana bisa?
Pada
22 Februari 2011, DPRD Kansas menyetujui RUU yang memungkinkan
pengendara sepeda motor untuk tetap melaju ketika lampu berwarna merah.
Namun, hal tersebut bisa dilakukan jika kondisi tertentu dipenuhi.
RUU ‘Dead Red’
ini memberi pengendara motor terus melaju di lampu merah jika lampu
gagal berubah menjadi hijau setelah ‘selang waktu yang beralasan’. Hal
ini karena kebanyakan motor tak terlalu besar memicu sensor lampu lalin
yang menentukan kapan lampu harus berubah hijau.
RUU ini akan
mencegah pengendara motor dan sepeda terkena tilang atau denda karena
melaju ketika lampu merah yang tak berubah karena malfungsi sinyal lalin
atau sensor yang tak mendeteksi motor atau sepeda.
Sebelum RUU
itu dikeluarkan, pengendara harus menunggu hingga sebuah mobil muncul
dan memicu sensor. "Mobil dan truk tak memiliki masalah dengan hal ini
namun sepeda motor selalu bermasalah dengan lampu lalin," kata Deputi
Sheriff Bob Peters.
“Anda mungkin saja berada di seksi jalan saat
Anda akan menunggu lima menit dan mungkin saja tak ada lalin lain yang
memicu sensor lampu lalin," katanya.
Akan tetapi di Vietnam, menghentikan mobil saat lampu merah bisa membuat Anda babak belur. Harian Tuoi Tre
yang dikontrol pemerintah, Kamis (24/3/2011), memberitakan, sopir taksi
Do Quoc Thai diserang penumpangnya karena tak mau jalan terus saat
lampu merah.
Yang ironis, penumpangnya adalah Mayor Bui Minh
Thang, orang nomor dua di divisi lalu lintas kepolisian provinsi Hau
Giang. Thai mengatakan, penumpangnya dua kali meminta dia melanggar
lampu merah. Ketika sopir itu tetap berhenti, Thang merebut kendali
setir, mengancam akan menembaknya, dan menyerangnya menggunakan sabuk.
Kebetulan
insiden itu terjadi di depan kantor polisi di kota Can Tho sehingga
keduanya diminta masuk untuk ditanyai. Ceritanya belum berakhir karena
Thang juga mengancam polisi yang memeriksa dan meminta seorang polisi
untuk berlutut dan minta maaf.
Usut punya usut, ternyata Thang
mabuk berat setelah minum anggur dan bir sebelum naik taksi. Menerobos
lampu merah adalah pelanggaran lalu lintas yang dianggap lumrah di
Vietnam. Citra polisi lalu lintas juga buruk karena korupsi dan
kekerasan di lapangan.
Dalam laporannya tahun 2010, organisasi
pembela hak asasi manusia Human Rights Watch mendesak Vietnam
menyelidiki "kebrutalan polisi" berdasarkan dokumentasi 19 insiden
kekerasan oleh polisi yang menyebabkan 15 orang tewas.
Itulah dunia jalan raya Fulan. Ada kesombongan dan keangkuhan dengan dalil siapa kita. Hmm…Oh Tuhan! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar