Selasa, 12 Juni 2012

Seperti Pertapa Dilempari Gajah

(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARIAN VOKAL, 30 NOVE,BER 2010)
Pemprov Riau itu seperti pertapa. Sosok yang sok peduli dan perhatian pada gajah. Berkoar-koar kesana kemari. Dimana-mana bahasanya ingin menunjukan simpati dan berpihak.
Apa iya begitu? Atau ini jangan-jangan tipu daya belaka wahai Tuan dan Fuan! Ada modus besar di balik semua yang diungkapkan. Pernyataan dipakai seni untuk mengalihkan penilaian publik.
Begini kisahnya kawan; dahulu kala  seorang  raja  di  India yang mempunyai seekor gajah yang mengamuk. Gajah itu berkeliaran dari desa ke desa sambil menghancurkan segala  sesuatu  yang ia jumpai dan tidak seorang pun berani mengganggunya, karena gajah itu milik raja.
Pada suatu hari  seorang  yang  menyebut  diri  petapa  akan berangkat   dari   suatu   desa.  Orang-orang  di  desa itu
mencegahnya karena gajah itu tampak di jalan  dan  menyerang orang-orang yang lewat. Orang  itu bergembira karena sekarang ia mendapat kesempatan untuk menunjukkan kebijaksanaannya yang lebih unggul, karena
ia  baru  saja  kembali  dari belajar pada seorang guru yang mengajarnya untuk melihat Rama dalam  segala  sesuatu.  "Oh, kalian  orang  bodoh  yang  malang!" katanya, "Apakah kalian sama  sekali  tidak  mempunyai  pemahaman  mengenai  hal-hal rohani?  Belum  pernahkah kalian diberitahu bahwa kita harus melihat Rama dalam setiap orang dan dalam segala sesuatu dan bahwa semua   yang   berbuat   demikian   akan  memperoleh
perlindungan dari Rama? Biarlah saya pergi. Saya tidak takut akan gajah."
Orang-orang  berpikir  bahwa  orang  ini rohani begitu sama seperti gajah itu - begitu gila. Mereka tahu,  tidak  ada gunanya  berbantah  dengan seorang suci.  Maka  ia  mereka biarkan pergi. Ia belum sampai ke  jalan  ketika  gajah  itu lari ke arahnya,  mengangkatnya  dengan  belalainya  dan memukulkannya pada sebatang pohon. Orang itu mulai berteriak
kesakitan.    Untunglah   pada   saat   yang   genting   itu
pengawal-pengawal raja datang, menangkap gajah  itu  sebelum ia membunuh petapa yang dipermalukan itu.
Orang itu sembuh sesudah waktu yang lama. Ia mulai bepergian lagi. Ia langsung menjumpai gurunya dan berkata, "Pengajaran yang  engkau  berikan  kepadaku keliru. Engkau menyuruh saya untuk melihat segala  sesuatu  diresapi  oleh  Rama.  Persis itulah yang saya lakukan dan engkau lihat apa yang terjadi?"
Guru itu berkata, "Engkau begitu bodoh! Mengapa engkau tidak melihat Rama dalam diri orang-orang desa yang mengingatkanmu akan gajah yang berbahaya itu?"
Tuan dan Puan! Pihak Pemprov itu berteriak lantang. Mereka menyerukan penangkapan pemburu gajah. “Hmmm…..jangan-jangan mereka itu ular berkapala dua,” kata Fulan.
Dasar dirimu Tuhan! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar