(tulisan ini disebarluaskan hari pagi vokal, 10 Maret 2011)
Alasan
Petamina terhadap kelangkaan BBM di Pekanbaru seperti akal-akalan. Lain
tempat, lain pula komentarya. Seperti lari dari keadaan.
General
Manager Pertaminan Regional 1 wilayah Sumbagut, Ghandi Sriwidodo
mengatakan langkanya BBM diduga karena ada oknum Pertamina yang sengaja
‘bermain’ dengan oknum SPBU. Disamping adanya ‘permainan’ oknum,
pendistribusian BBM juga mengalami kendala.
Sikap
Pertamina itu terkesan bak janda dalam cerita ketika Raja Kasi
memerintah di Benares. Saat iyu terdapatlah seorang tabib. Tabib itu
setiap hari pergi ke desa-desa dan ke kota-kota untuk mengobati
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongannya.
Pada suatu hari, ia melihat seorang wanita yang matanya sakit. Tabib itu bertanya :
“Mata kamu kenapa?”
“Mata saya sakit, tuan.”
“Saya akan mengobati matamu.”
“Silahkan, tuan.”
“Apa yang akan kamu berikan kepada saya?”
“Kalau tuan berhasil menyembuhkan mata saya, maka saya beserta anak-anak saya akan menjadi pembantumu.”
“Baiklah,” kata tabib itu.
Kemudian
ia membuat obat yang cocok untuk mata wanita itu. Dengan obat yang
diberikan oleh tabib itu sekali saja, wanita itu sembuh dan sehat
kembali. Mengalami kejadian ini, wanita itu berpikir :
“Saya sudah
berjanji kepada tabib itu untuk menjadi pembantunya beserta anak-anak
saya, kalau mata saya sembuh. Tetapi ia tidak ramah kepada saya. Lebih
baik saya tipu dia saja.”
Ketika tabib itu datang dan bertanya bagaimana keadaan matanya, wanita itu menjawab :
“Tuan, sebelumnya mata saya sakitnya hanya sedikit; tetapi sekarang kelihatannya malah bertambah buruk dari pada sebelumnya.”
Tabib itu lalu berpikir :
“Wanita
ini berbohong karena dia tidak mau memberikan saya sesuatu, padahal ia
sudah berjanji untuk menjadi pembantu saya beserta anak-anaknya, kalau
matanya sembuh. Baiklah, sekarang saya tidak menginginkan imbalan
apa-apa darinya; saya akan membuatkan obat supaya matanya menjadi buta.”
Lalu ia pulang ke rumah dan menceritakan hal itu kepada isterinya. Isterinya diam saja.
Kemudian
ia membuat obat tetes mata, setelah selesai ia pergi ke rumah wanita
itu dan memintanya untuk meneteskan obat itu ke matanya. Tanpa banyak
tanya, wanita itu menuruti perintahnya. Setelah ia meneteskan obat mata
itu ke matanya, seketika itu juga mata wanita itu menjadi buta.
Hmm…perlukah warga atau pihak berkepentingan memberi pelajara kepada manajemen Pertamina? ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar