(TULISAN INI DISEBARLUASKAN HARIAN PAGI VOKAL, 18 APRIL 2011)
Di
tengah perjalanan ke Dumai, Fulan mendapatkan sebuah mobil mogok di
dekat Simpang Gelombang Minas. Kendaraan itu mati ketika pendakian.
Alamak malangnya nasib orang yang ada di atas alat transportasi
tersebut.
Maunya Fulan berhenti dan memberi pertolongan. Namun
saat akan berhenti, di depan tikungan pula. Tak aman untuk berhenti di
sana.Mau berputar, hati sudah terasa berat.
Hmm…beginilah kondisi
hati jika akan berbuat baik. Bolak balik dan penuh godaan. Ada-ada saja
alasan yang muncul manakala ingin bertindak. “Duhai kawan! Kenapa aku
tidak seperti Bryan dalam buku 101 Mengugah itu,” rutuk Fulan dalam
hati.
Ini kisahnya wahai teman! Bryan hampir saja tidak melihat
wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya
berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan.
Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua
itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.
Walaupun dengan wajah
tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu
beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.
Apakah lelaki
itu bermaksud menyakitinya? Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu
baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan
kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang
begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan.
Lelaki itu berkata ” saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda
tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? Oh ya nama
saya Bryan.
Bryan masuk ke dalam kolong mobil wanita itu untuk
memperbaiki yang rusak. Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu
kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara
kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan
ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas
bantuan yang telah diberikan.
Wanita itu berkata berapa yang harus
ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah,
karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak
menolongnya. Bryan hanya tersenyum.
Bryan tidak mengatakan berapa
jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu
pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan
pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan
membalas amal perbuatannya.
Ia berkata kepada wanita itu ” Bila ia
benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti
apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah
orang tersebut “…dan ingatlah pada saya”.
Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.
Setelah
berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir
kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan
memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita
itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu
muda. Lalu
ia teringat kepada Bryan
Setelah wanita itu
selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya,
wanita itu pergi keluar secara diam-diam.
Setelah kepergiannya
sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu
ia menemukan secarik kertas di atas meja dan uang $1000. Ia begitu
terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita itu:
“Kamu
tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya,
oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu
lakukan: “Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih
sayang”.
Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berpikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu.
Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya?
Ia
tahu bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk
suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut
sambil berbisik :”semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan”
Di
akhir cerita, ada kalimat Masa Depan Bukanlah Suatu Tempat, Melainkan
Suatu Keadaan Yang Sedang Kita Ciptakan. Mulailah Menciptakan Impian
Masa Depan Melalui Hati, Pikiran Dan Kemudian Mewujudkannya Melalui
Usaha Keras Dan Cerdas.
Fulan meneteskan air mata kawan! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar