(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN PAGI VOKAL, 8 FEBRUARI 2011)
Fulan
bertemu dengan seorang sopir taxi di Pekanbaru. Sang sopir lagi
mengeluh lantaran penumpang sepi. Pendapatan menurun dratis. Income tak
sesuai harapan. Sementara istri dan anak membutuhkan biaya yang tidak
kecil.
Kelihatan sang sopir agak berwawasan juga. Entah kebetulan,
entah apa namanya, Fulan lagi bawa buku A Million Dollar Lesson
karangan Petey Parker. Petey Parker adalah seorang memberikan
dasar-dasar bisnis inti melalui konsultasi dan seminar untuk semua
kalangan. Dia membawa sebuah perspektif yang jujur sebagai pengamat,
memberikan wawasan strategis, dan membantu perusahaan dalam menemukan
solusi akan program dan agenda perusahaan.
Dalam buku itu ada
kisah yang ditandai Fulan. Begini kisahnya. Seorang sopir taxi di Dallas
telah mengajarkan bagaimana memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.
Sebuah pelajaran seharga satu juta Dollar. Mungkin Anda harus
mengeluarkan ribuan Dollar untuk membayar seorang keynote atau pembicara
profesional dalam sebuah seminar atau pelatihan motivasi untuk karyawan
perusahaan. Tapi kali ini Parker hanya cukup mengeluarkan ongkos taxi
seharga 12 Dollar saja.
Kata Parker, suatu hari saya terbang ke
Dallas untuk bertemu seorang klien. Waktu sangat sempit, karena saya
harus segera kembali ke airport. Saya menghentikan sebuah taxi. Begitu
berhenti, dengan segera sopir taxi membuka pintu mobil untuk saya, dan
memastikan bahwa saya telah duduk dengan nyaman di dalamnya.
Begitu
saya duduk di belakang kemudi, dia menunjuk sebuah koran Wall Street
Journal yang terlipat rapi di samping saya untuk dibaca. Kemudian dia
menawarkan beberapa kaset, dan menanyakan jenis musik apa yang saya
sukai. “Wow,” saya cukup terperanjat dengan pelayanannya. Saya menoleh
ke sekeliling. Mungkin ada program “Candid Camera” yang ingin menjebak
dan mengolok-olok saya. Dengan penasaran saya memberanikan bertanya pada
sopir taxi itu, “Wah, kelihatannya Anda sangat senang sekali dengan
pekerjaan Anda. Tentunya anda punya cerita yang panjang mengenai
pekerjaan Anda ini”
“Anda salah,” jawabnya, “Dulu saya bekerja di
Corporate America (Perlu diketahui ini adalah sebuah perusahaan besar di
Amerika). Tetapi saya merasa letih karena berapa pun kerasnya usaha
untuk menjadi yang terbaik dalam perusahaan itu, ternyata tidak pernah
memuaskan hati saya. Kemudian saya memutuskan untuk menemukan sebuah
langkah dalam kehidupan saya dimana saya bisa merasa bangga dan puas
karena mampu menjadi diri saya yang terbaik.”
“Saya tahu,”
lanjutnya, “Saya takkan pernah bisa menjadi seorang ilmuwan roket,
tetapi saya suka sekali mengendarai mobil dan memberikan pelayanan pada
orang lain. Saya ingin merasa bahwa saya telah melakukan pekerjaan yang
terbaik setiap harinya. Lalu, saya merenungi apa yang jadi kelebihan
diri saya, dan wham.. saya menjadi seorang sopir taxi.”
“Satu hal
yang saya yakini, supaya saya meraih keberhasilan dalam usaha saya ini,
saya hanya perlu memenuhi kebutuhan penumpang saya. Tetapi agar bisnis
saya ini menjadi luar biasa, saya harus melebihi harapan penumpang saya.
Tentu saja saya ingin meraih hasil yang luar biasa, ketimbang yang
biasa-biasa saja.”
Waw, ini adalah sebuah pelajaran nyata yang
luar biasa. Menurut Anda, apakah saya memberinya tip yang besar atas
pelayanan yang diberikannya? Anda salah! Keluarnya dia adalah kerugian
bagi Corporate America, tetapi teman perjalanan yang baik.
Bahagia
bukanlah disebabkan oleh penghasilan dan jabatan tinggi, namun bahagia
adalah karena suatu hal yang kita merasa bangga dan puas telah
melakukannya. Jika ingin usaha berhasil, penuhi kebutuhan customer. Jika
ingin usaha luar biasa, lebihi apa yang menjadi harapan customer. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar