Rabu, 13 Juni 2012

Tiket Surga di Tangan Pelacur

(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN PAGI VOKAL, 31 JANUARI 2011)
Bisa jadi, karena diidentikkan dengan kota bertuah,  Bumi Lancang Kuning,  dan islami, pejabatnya begitu keras terhadap maksiat. Lokalisasi yang ada di Teleju digulung habis. Pelacur yang berkeliaran di pinggir jalan disikat Satpol PP. Perempuan nakal yang bermain di hotel di razia.
Benar-benar kedengarannya sangat agamis. Mungkin bisa jadi juga, dalam hati mereka itu, timbul pemikiran bahwa surga itu milik mereka. Tidak yang lain. Merekalah yang layak mendapat tempat terhormat. Mereka pantas diapresiasi oleh Tuhan. Pencipta patut memasukan mereka ke dalam tempat yang paling menyenangkan.  Lantaran mereka sudah memiliki tiket ke surga. Mereka memperolehnya dengan cara menyatakan perang terhadap maksiat. Suara mereka lantang.
Hmm...jangan-jangan pejabat dan tokoh masyarakat di Pekanbaru itu ujub. Merasa paling berhak, tetapi sesungguhnya merekalah yang akan jadi kayu api neraka. Ingatkah Tuan dan Puan dengan kisah pelacur masuk surga.
Suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasul, “Wahai, Rasul. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?”
“Tidak,” jawab Rasul. “Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Tuhan.”
“Apa itu berarti hanya para aulia dan alim-ulama saja yang akan masuk surga?” tanya orang itu lagi.
“Tidak,” tukas Rasul, “bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga.”
Tentu saja semua yang hadir di majelis itu kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasul lalu menceritakan tentang pelacur itu.
Suatu hari, di tengah suatu musim kemarau yang amat kering, ada seekor anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu menjilat-jilat tanah lembab di depan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.
Anjing malang itu lari ketakutan sampai ke luar desa dan akhirnya ambruk di pinggir sumur. Tampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu. Dia pasti mati kalau tak segera mendapat minum. Di saat kritis itu, lewat seorang pelacur. Ia melihat anjing itu dan merasa iba. Maka, ia lalu melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan terompah itu ia membuat timba untuk mengambil air dari sumur itu, lalu memberi anjing itu minum.
Setelah puas minum, anjing itu sehat kembali dan lalu pergi. Si Pelacur merasa gembira melihat anjing itu tidak jadi mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh hambanya yang pelacur itu, Tuhan mengatakan kepada malaikatnya:  “Catatlah hambaku itu. Dia adalah salah satu hambaku yang akan masuk surga pertama.
Tuan! Betapa luas rahmat kasih sayang Allah. Kesempurnaan pahala tergantung kesempurnaan usaha dan ketulusan niat. Berbuih pun mulut menyatakan perang terhadap maksiat, bukan jaminan akan masuk surga. Sepanjang sifat ilahi belum merekat di diri, tiket surga tidak akan bisa ditebus. Satu lagi kawan! Jangan mudah menjatuhkan vonis kepada orang lain. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar