Rabu, 30 Mei 2012

Bupati Rustam Effendi dan Kisah Raja

on Thursday, January 14, 2010 at 5:22pm ·

Ada cacatan dalam lembaran publik, Bupati Pelalawan, Rustam Effendi sepertinya tersandung imej yang tak bagus. Pertama ketika Rustam Effendi mau mengusulkan calon wakil bupati yang akan mendampinginya. Tatkala itu Tengku Azmun Jaafar, mantan bupati daerah setempat, tersinggung. Azmun mengatakan, ia ibarat membesarkan anak ular.
Bahasa itu jelas ditujukan ke Rustam Effendi. Rustam Effendi adalah wakil bupati ketika Azmun jadi bupati. Menurut Azmun, dirinyalah yang membesarkan nama Rustam. Ketika Azmun tersandung kasus dan dihukum serta diberhentikan dari jabatannya, Rustam naik jadi orang nomor satu di Pelalawan. Mau tak mau, Azmun tentu menerimanya. Akan tetapi saat mau mengusulkan orang yang bakal mengisi posisi wakil bupati, Rustam tak pernah minta pendapat Azmun. Di sinilah petaka itu bermula.
Terakhir Menteri Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menyeret Rustam Effendi ke pengadilan. Rustam dituduh merampas dan menelantarkan 54 kepala keluarga transmigran.
Menilik perjalanan citra seorang Rustam Effendi, kisah di zaman dahulu menyeruak dalam ingatan. Terbetiklah bahwa Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pernah ada seorang raja yang amat zalim. Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya. Suatu ketika, sang raja tertimpa penyakit yang sangat berat. Seluruh tabib dikumpulkan. Di bawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu. Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan, penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu. Sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengarnya, meskipun raja menyadari ikan itu sulit ditemukan saat ini. Namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari. Aneh bin ajaib.... walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.
Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Namun suatu ketika, raja jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.
Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang tampak! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil ditemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun mangkat.
Para malaikat kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat; sementara waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?" Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah!
Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!" **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar