Rabu, 30 Mei 2012

Serigala-serigala Politik Pemilu Kada

on Wednesday, January 13, 2010 at 10:35pm ·

DI sebuah seminar, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, Ahmad Syafii Maarif mengatakan, praktik politik tanpa dilandasi moral dan integritas pelakunya hanya akan melahirkan ”serigala-serigala” yang akan saling memakan. Tanpa moral dan integritas pelakunya, politik takkan menjadi sarana mewujudkan cita-cita kesejahteraan umum.
Praktik politik pada kenyataannya adalah homo homini lupus. Kalau dilepas sama sekali tanpa moral sebagai inti ajaran setiap agama, dunia politik hanya akan dipenuhi ’serigala-serigala.
Tak pelak lagi apa yang dikatakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut. Politik telah menjadi sumber bencana. Politik menciptakan perseteruan. Kalau tak ada konflik, hidup terasa tak enak. Mereka bertabiat ikan lele. Kalau tak keruh air, tak lahap makan. Selagi jernih kolom, nafsu makan belum mencuat.
Politisi lokal berkarakater lele ada benarnya. Entah siapa yang jadi lele, entah siapa yang mengeruhkan air. Tapi kini jelas dan sudah terbetik kabar, baliho H Normansyah Abdul Wahab di Kecamatan Mandau digunting orang tak dikenal. Seluruh gambar tubuhnya lenyap dari poster tersebut. Hanya tinggal hiasan di sisi pinggir.
Tak lama sesudah itu, terdengar pula kabar, baliho Walikota Dumai Zulkifli AS dibakar. Hanya sisi pinggir dan bagian tengah yang hangus oleh si jago merah. Sontak orang heboh mendapatkan realitas tersebut. Beragam dugaan berterbangan bagai burung pipit memakan padi di sawah. Berseliseweran dan ribut. Yang namanya padi habis juga.
Tak ada asap tak ada api. Tak ada sebab, mustahil ada akibat. Tak ada penguntingan, kalau tak ada motivasi. Tak akan ada pembakaran, kalau tak ada yang memicu. Pemicu boleh jadi internal yang jadi korban itu sendiri, namun juga tak tertutup pula kemungkinan kalangan lawan.
Banyak cara untuk mendapatkan perhatian publik. Satu di antaranya melukai keberadaan diri sendiri. Bagaimana prosesnya, khalayak jangan tahu. Orang banyak cukup mendapatkan informasi bagaimana hasil penganiayaan. Latar belakang atau cerita di balik kejadian, biar disimpan sebagai rahasia. Ini strategi serigala. Ini taktik hewan pemangsa.
Taktik tersebut diyakini bisa menimbulkan simpati. Orang akan belas kasihan. Diri seperti dizalimi, maka layak dikasihani. Pantas didukung. Patut dibela. Bilamana masa pemilihan tiba, sosok inilah yang mesti dicoblos. Remeh temeh sekali siasatnya. Seremeh temehnya sebuah strategi, tetap sebuah tindakan beraroma serigala. Ada tipu daya. Tak jujur dalam membangun citra. Ada kebohongan dalam membangun imej. Entahlah Bujang! **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar