Rabu, 30 Mei 2012

Dinasti Pegawai Negeri di Tanah Perantauanku

on Wednesday, December 16, 2009 at 10:11pm ·

Tersebutlah di Kabupaten Pelalawan, ada anak dan keponakan Sekdakab Pelalawan, Marwan Ibrahim yang lulus test Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Disusul sejumlah pejabat teras lainnya yang juga dinyatakan diterima jadi abdi negara. Ramai benar anak, saudara dan kerabat petinggi daerah tersebut.
Selain itu, ada pula gejala yang sama di Kota Dumai. Anak mantan Ketua DPRD Kota Dumai, H Ilyas Labay juga disebut-sebut lulus. Ada sederet nama lain yang punya hubungan darah dengan pejabat kota yang dipimpin Walikota Zulkifli AS itu. Di daerah lain, kabupaten/kota yang ada di Riau, tak luput dari perkara tersebut.
Seiring dengan demam pengumuman itu, ributlah orang di Riau. Rekrutmen dituding sebagai sebuah upaya melanjutkan dinasti pegawai negeri para pejabat. Jika sekarang mereka yang jadi pucuk pimpinan instansi, kemudian kelak jabatan itu akan diisi oleh anak dan keponakan mereka. Spirit itu mendarah daging.
Lazimnya sebuah spirit dinasti, ada tabiat yang jelek lagi buruk dalam aksinya. Apapun, seberapapun kualitas generasi penerus, yang penting mereka tetap mengantikan. Generasi pelanjut ditakar bukan atas kakulasi bobot, tapi hubungan darah dan kerabat. Di sini bukan dihitung-hitung seberapa cerdas seseorang, melainkan seberapa dekat hubungan darahnya.
Jadi tak heran, Tuan dan Puan akan mendapatkan kenyataan, yang lulus kemaren kabanyakan adalah mereka punya hubungan keluarga dengan pejabat. Kalau bukan anak walikota/bupati, ya anak wakil walikota/wakil bupati. Kalau bukan anak pejabat tinggi, mereka pasti anak pejabat yang berpengaruh. Kalau bukan lagi, alamat ada kecurigaan lain. Bisa-bisa….(terserah Tuan dan Puan menyimpulkan).
Sesungguhnya spirit dinas pegawai negeri itu telah menzalimi hak-hak orang lain. Hak orang yang bapak/ibuk atau saudaranya tak ada di instansi pemerintah. Karena keluarga mereka tidak PNS, mereka tak diterima. Mereka tak layak direkrut, sekalipun cerdasnya minta ampun, lantaran tak ada yang menolong. Tergusur! Terpinggirkanlah hak orang yang tidak mempunyai jalinan di jararan PNS itu.
Tuan dan Puan! Itulah dinasti pegawai negeri di tanah airku, tanah air kita, dan tanah air kita semua. Jika Tuan dan Puan tak percaya, bolehlah bertanya kepada pejabat itu soal anak mereka yang jadi PNS. Kalau tidak tahun ini, tahun-tahun sebelumnya pasti ada yang lulus. Mereka ingin anak mereka seperti mereka. Ingin berpakaian dinas. Ingin kerja sedikit, masa depan terjamin. Lantaran itu mereka tak peduli, bagaimana caranya anaknya mereka tetap jadi PNS. Luar biasa! **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar