Rabu, 30 Mei 2012

Perempuan Korup dan Hiasan Dunia

on Wednesday, February 17, 2010 at 6:23pm ·
(tulisan ini disebarluaskan oleh Harian Vokal)

Entah apa pendapat mantan Ketua KPK, Antasari Azhar ketika mendengar kabar bahwa mantan Kadispora Rohul, Evie disidang gara-gara terseret kasus dugaan korupsi. Sosok perempuan ini diadili lantaran disinyalir memakan uang negara Rp 750 juta.
Jauh-jauh hari sebelum divonis sebagai otak pembunuhan Nasruddin, Antasari mengemukan sebuah hasil survey terhadap 4000 pekerja dari 90 sektor di enam negara yakni Argentina, Bolivia, Bulgaria, Indonesia, Guyana, dan Maldova. Perempuan lebih kurang toleran untuk memberikan suap dan korupsi.
Sekarang terbetik kabar, seorang perempuan dari negeri suluk malah diduga pelaku korupsi itu sendiri. Fakta ini barangkali juga agak membuat pusing peneliti INDEF Aviliani. Karena Aviliani juga pernah mengatakan keterlibatan perempuan pada berbagai kegiatan dinilai mampu menekan tindakan korupsi. Untuk mendukung pendapatnya itu, Aviliani memaparkan hasil penelitian Bank Dunia tahun 1999 yang bertema Are Woman Really The Fairer Sex; Corruption And Women In Government.
Perempuan cenderung memiliki hasrat yang lebih kecil untuk korupsi karena hasrat untuk menerima suapan atau sogokan lebih kecil pula.
Aktivis perempuan Siti Musdah Mulia juga mengatakan hal yang senada dengan menyampaikan fakta-fakta yang ada di negara Skandinavia. Di negara Skandinavia memperlihatkan bahwa jumlah keterwakilan perempuan yang tinggi akan menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi tinggi dan korupsinya pun sangat minimal.
Mungkin kasustik. Kini kan baru satu orang perempuan di tanah Melayu yang diseret karena kasus korupsi. Jadi tak boleh pula terlalu cepat disimpulkan. Hmm… tapi pernah pula terdengar, perempuan adalah biangnya korupsi. Gara-gara istri, suami menilep uang Negara. Keterperdayaan perempuan kepada pernak-pernik dunia lebih kuat. Lalu mengalir menjadi rayuan pada suami. Ujung-ujungnya suami tersesat di jalan penegakan hukum.
Bukankah perempuan itu sendiri juga bagian dari hiasan dunia. Sekarang hiasan itu yang jadi pelaku kejahatan luar biasa. Lantas apa jadinya daerah ini wahai kawan. He he he Fulan…Fulan! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar