Rabu, 30 Mei 2012

Perusahaan Besar di Riau Seperti Serigala

on Tuesday, January 5, 2010 at 10:28pm ·

Sudah sepatutnya Gubernur Riau, Rusli Zainal (RZ) berang kepada perusahaan besar yang tidak peduli kepada korban banjir. Kemarahan RZ pantas diacungi jempol. Sebagai pemimpin daerah, ia sudah menunjukan sikap yang sebagaimana mestinya.
Di saat warga menderita, manajemen perusahaan besar seperti tutup mata. Mereka seperti merasa tak bersalah saja. Berpura-pura tak sadar, kalau derita masyarakat karena ulah mereka. Warga kedinginan akibat genangan air, mereka malah cuek bebek.
Sikap sosial mereka tumpul karena sikap rakus. Mereka tampak bak makhluk asosial demi mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tak ada rasa manusiawi terbetik melihat nelangsa korban banjir yang kebasahan. Sungguh luar biasa sikap mereka.
Tak sadarkah pimpinan perusahaan besar itu, kalau di tanah ini, di Bumi Lancang Kuning ini mereka hidup, makan dan cari kekayaan. Tatkala akibat ulah mereka, warga menderita, eeh mereka tak mau menggulurkan tangan. Dimana hati nurani. Tak ada lagi relung keprihatinan di sanubari.
Jika memang begitu adanya, alamat benar kata Thomas Hobbes; homo homini lupus. Manusia itu serigala bagi manusia lainnya. Perusahaan besar hanya jadi pemangsa. Ia babat hutan seenak perut. Ia rambah alam raya di daerah ini. Giliran negeri dilanda bencana, mana akan peduli mereka. Namanya pemangsa, yang dipikirkan hanya perut, keuntungan dan kesenang diri mereka belaka. Sungguh terasa janggal. Layaknya sebuah bencana, tentu mengundang belas kasihan. Rasa kasihan bersumber pada hati yang bening. Kalau top menejer perusahaan itu punya hati, tentu tak perlu RZ marah-marah. Perusahaan yang tidak beroperasi di Riau saja, ada terketuk hatinya melihat bencana. Mungkin di lembaga sana, hati pengelolanya masih bening.
Takutnya kita adalah berang RZ dianggap angin lalu. Anjing mengongong kafilah berlalu. Tak ada efeknya kemarahan itu. Bisa jadi begitu lantaran sikap tidak peduli itu menjangkiti mereka. Mereka tidak mau peduli dengan segala macam kemarahan. Mereka menganggap ini masalah remeh. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar