Selasa, 12 Juni 2012

Aku Mencari Batu Ajaib Tuan!

(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 21 OKTOBER 2010)
Tersebutlah seorang pemuda yang hidupnya amat papa. Kendati susah, ia tetap rajin membaca. Suatu hari secara tak sengaja, ia membaca sebuah buku kuno. Dalam buku itu, dikupaslah keberadaan sebuah batu. Batu bukan batu sembarangan. Batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas. Batu itu terletak di sebuah pantai tertentu.
Setelah mempelajari dan memahami seluk-beluk batu tersebut, ia pun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu. Satu di antara cirri batu ajaib itu adalah agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila menyentuh makhluk hidup lainnya.
Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam. Begitu terus yang dilakukannya setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja. Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut. Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai.
Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya. Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam. Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.
Kisah ini dibaca Fulan ketika dia berkunjung di sebuah kantor di lingkup Pemko Dumai. Tatkala itu Fulan melihat Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di sana sedang asyik main game. Kalau tak main game, ngerumpi kerjanya. Esoknya Fulan datang lagi. Begitu juga keadaannya. Main game dan ngerumpi. “Kacau nih,” gerutu Fulan.
Sungguh kawan! Ada nasihat orang bijak, pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.
Hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya. Kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang. Sambil melakukan aktivitas lainnya, seperti belajar, nonton TV, tidur, lalu pada malamnya makan malam, kemudian tidur. Keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktivitas seperti hari kemarin. Berulang berkali dan bertahun-tahun lamanya! Hingga akhirnya tiba saatnya untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur. Keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin. Pernahkah kita merasa bosan? Kalau ada, bagus baca nasihat ini;  “Bila hidup ini cuma suatu rentetan perulangan yang membosankan, kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”
Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup, mungkin Tuan akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah Tuan ketahui sebelumnya, Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar