Selasa, 12 Juni 2012

Mungkin Dia Fir’aun Abad Modern

(TULISAN DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 28 OKTOBER 2010)
Ini memang kacau. Gawat sekali! Fulan tak habis pikir dibuatnya. Sang walikota yang satu ini suka memaksa-maksa rupanya. Lebih pula dia dari Tuhan. Sang Pencipta saja memberi manusia pilihan. Mau menempuh jalan ke kanan atau ke kiri.
Ini malah tidak. Mesti ikut keinginan dia. Pejabat dipaksa menandatangani surat pernyataan. “Hmm…kayak Fir’aun saja gayanya,” kata Fulan dalam hati.
Fulan-Fulan berandai-andai, bagaimana jika sang walikota itu seorang yang punya kemampuan seperti Craig Venter, pelopor genom Amerika Serikat. Pasti gawat itu. Bisa-bisa dia memproklamirkan dirinya sebagai Fir’aun abad modern.
Kisah cemerlang Venter itu melekat benar dalam ingatan Fulan.  Ilmuan yang mampu mengubah bahan kimia mati menjadi makhluk hidup.Percobaan itu  menimbulkan pertanyaan mendalam tentang esensi kehidupan. Mugkinkah manusia bermain-main sebagai Tuhan?
Venter mengumumkan bahwa para ilmuwan di laboratorium di Maryland dan California telah berhasil dalam proyek 15 tahun untuk membuat ‘sel sintetik’ pertama di dunia berupa bakteri yang disebut Mycoplasma mycoides. ‘Kami telah melewati batas psikologis kritis,’ kata Dr Venter pada FT.
“Ini telah mengubah pemikiran saya sendiri, baik secara ilmiah dan filosofis, tentang kehidupan dan bagaimana cara kerjanya.’
Gen bakteri itu semuanya dibuat di laboratorium dari empat botol bahan kimia di sebuah synthesizer kimia, dimulai dengan informasi di komputer,” katanya.
Benar-benar dahsyat temuan ilmuan ini. Bagaimana tidak, tidak main-main, mereka berhasil menciptakan nyawa tiruan. Apakah mereka mau menyaingi Tuhan? Venter berhasil menciptakan ‘kehidupan tiruan’ untuk kali pertama di laboratoriumnya. Sang ilmuwan tersebut, menyangkal bahwa dirinya mempermainkan Tuhan dengan karyanya itu.
Dia mengembuskan nyawa ke tubuh bakteri menggunakan gen yang disatukan melalui proses di laboratorium dalam sebuah konsep pengembangan, dengan tujuan utama untuk membuat organisme material genetik. Termasuk di dalamnya, pembuatan organisme tiruan yang didesain untuk tugas-tugas khusus seperti membuat vaksin atau membersihkan polusi.
Tapi beberapa ahli melihat adanya potensi bahaya dalam temuan tersebut. Misalnya, nyawa sintetik bisa disalahgunakan untuk membuat senjata biologis.
Berbicara dalam program BBC2 Newsnight di Washington, Venter membantah tuduhan dirinya telah mempermainkan Tuhan. “Tuduhan itu selalu muncul setiap kali muncul terobosan baru di dunia medis atau ilmu pengetahuan yang terkait dengan biologi. Penelitian ini mempunyai tujuan kemanusiaan untuk mengontrol sifat alam. Itu sama seperti bagaimana menjinakkan hewan. “Ini adalah tingkat lebih tinggi dari pemahaman kita. Ini adalah tahap dimana kita bisa mulai memahami bagaimana kehidupan itu bekerja dan mungkin juga bagaimana kita bisa mengontrol sistem mikrobiologi untuk kepentingan kemanusiaan,” tambahnya.
Saat ditanya, teknik baru tersebut bisa dibeli oleh pemilik modal besar, Venter menjawab, teknologi tidak untuk diperjualbelikan. “Kami berupaya mengembangkan teknologi ini untuk memajukan bidang perlindungan vaksin. Kami akan menggunakannya untuk mengembangkan pemahaman dasar dari kehidupan sel,” jelasnya.
Venter juga menyangkal kekhawatiran sejumlah pihak bahwa teknologi itu akan digunakan sebagai bio terorisme. “Sebagian orang sepakat bahwa ada potensi yang berkembang, bahwa teknologi bisa digunakan untuk kekerasan. Tapi ada juga yang meyakini jika pengembangan ini sangat berpotensi untuk membantu kehidupan manusia,” paparnya.
Penelitian diterbitkan online di Jurnal Science dan dipuji sebagai terobosan oleh banyak ilmuwan independen dan filsuf. “Venter membuka pintu yang paling dalam dalam sejarah umat manusia yang berpotensi mengintip takdir,” kata Julian Savulescu, profesor etika di Universitas Oxford.
Untunglah sang kepala daerah itu belum sekaliber Venter. Belum apa-apa saja, sudah sedemikian angkuhnya. Apalagi kalau dia bisa membuat nyawa tiruan, Tuhan bakal ditantangnya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar