Selasa, 12 Juni 2012

Niat Terpatri, Diri Meninggal

(TULISAN INI DIPUBLIKASI HARIAN VOKAL, 2 NOVEMBER 2010)
Macam mana orang Air Jernih, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu? Sudah jelas-jelas kepala desa mereka bertingkah sumbang, tak seorang pun mau melaporkan. Malah suami korban yang diselingkuhi sang kades tak berkutik. Mati nyali mereka. Jangan melaporkan, masyarakat saja tampak tak berniat melawan.
Hmm…! Geleng-geleng kepala Fulan dibuatnya. Usai itu angguk-angguk kubin. Kacau benar daerah ini. Kayak zaman penjajah saja. Orang mengalami kematian keberanian. Keberanian bertindak sudah terkubur, keberanian berniat sudah sakratul maut pula.
Wahai penduduk Air Jernih! Pernahkah kalian mendengar kisah dua orang bersaudara. Yang satu ahli ibadah sedangkan satu lagi tukang maksiat. Suatu hari tukang ibadah digoda oleh nafsunya untuk mengikuti syahwatnya. Nafsunya memprovokasi bahwa dirinya sudah sangat lama menghabiskan umurnya dalam beribadah. Ia berandai-andai bahwa jika dirinya selesai melampiaskan nafsunya, ia akan segera tobat karena dirinya mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dalam hatinya tukang ibadah ini berkata, “Saya akan turun ke lantai bawah tempat saudaraku berada. Saya akan mengikuti apa yang dilakukan olehnya (yaitu melampiaskan nafsu dengan berbagai bentuk maksiat dan kesenangan). Setelah itu saya akan bertobat dan menghabiskan umurku untuk beribadah kepada Allah. Maka turunlah dia ke lantai bawah sambil membawa niat tersebut. Adapun saudaranya yang tukang maksiat, dalam hatinya, berkata, “Saya telah menghabiskan umurku dalam kemaksiatan. Sedangkan saudaraku terus-terusan beribadah. Saudaraku akan masuk surga sedangkan saya akan masuk kedalam neraka. Demi Allah, saya akan tobat dan naik ketempat saudaraku untuk ikut serta beribadah dengannya. Saya akan menggunakan sisa umurku untuk beribadah. Semoga Allah memaafkanku.” Maka, dia naik ke atas untuk menemui saudaranya dengan niat tersebut. Sementara itu, saudaranya yang sedang di atas dan bermaksud turun ke bawah dengan niat untuk ikut melakukan maksiat sedang menuruni tangga. Tiba-tiba, kakinya terkilir dan jatuh ke bawah. Jatuhnya tepat sekali menimpa saudaranya yang akan naik ke atas dengan niat bertobat. Keduanya meninggal seketika. Si tukang ibadah dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan berniat maksiat sedangkan si tukang maksiat dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan berniat untuk beribadah. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar